Ad Code

Virus Tungro, Gejala dan Pencegahannya

 
Penyakit tungro pada tanaman padi

Apa sih penyakit Tungro pada padi itu?

Mayoritas petani kita menanam padi, tentu penyakit pada padi itu menjadi tantangan bagi para petani. Mulai dari menanam hingga panen petani padi di tantang untuk selalu niteni (meneliti) perkembangan tanaman. Begitu banyak musuh-musuh tanaman padi, salah satunya penyakit Tungro.

Menurut Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng didalam artikel blognya (2018), Virus Tungro mulai menyebar luas dari Sulawesi Selatan, Bali, Lombok, dan Jawa sejak Tahun 1981. Bahkan, bisa dikatakan hampir seluruh sentra produksi padi tidak lepas dari penyakit Tungro.

Beberapa tanda tanaman padi yang terinfeksi virus Tungro adalah tanaman tampak kerdil, daun berwarna kuning hingga oranye terutama daun muda disertai bercak berwarna coklat. Perubahan warna daunnya dimulai dari ujung daun meluas hingga ke pangkalnya. Penyakit ini biasanya mulai tampak ketika tanaman sudah 6 sampai 15 hari setelah terinfeksi.


Kenapa kog virus Tungro menyerang tanaman padi?

Penyakit Tungro bukan secara tiba-tiba ada, virus Tungro disebabkan oleh dua jenis virus yaitu virus yang berbentuk batang atau virus batang tungro padi Rice tungro bacilliform virus (RTBV), dan virus berbentuk bulat atau virus bulat Tungro padi Rice tungro spherical virus (RTSV).  Kedua jenis virus tersebut tidak memiliki kekerabatan serologi dan dapat menginfeksi tanaman secara bersama-sama.

Adanya penyakit tungro pada tanaman padi tidak terlepas dari adanya sumber inokulum serta vector pembawa penyakit tungro yaitu wereng hijau. Kedua sumber penyakit Tungro tersebut dapat menyebar luas apabila didukung kondisi lapangan yang menunjang perkembangan virus Tungro.

Virus tidak menular melalui tanah, air dan biji padi atau pun secara mekanik, tetapi harus ada serangga penular (vektor) yaitu wereng hijau (Nephotettixspp.) atau wereng loreng (Reciliadorsalis).

Baca juga : Penyebab dan Cara Mengatasi Asem-aseman

 

Gejala tanaman padi terinfeksi virus tungro

Diantara tanda taman padi yang terinfeksi virus tungro adalah adanya perubahan warna pada daun muda, yaitu menjadi kuning-oranye dan umumnya perubahan warna daun dimulai dari ujung daun, kemudian diikuti klorosis di antara vena daun. 

Gejala yang parah tanaman padi menjadi kerdil, jumlah anakan sedikit, dan pertumbuhannya terhambat serta menghasilkan panikel yang kecil dengan bulir-bulir gabah kosong.

Gejala penyakit ini biasanya tersebar mengelompok pada areal pertanaman padi sehingga hamparan tanaman padi terlihat bergelombang karena adanya perbedaan tinggi tanaman antara tanaman sehat dan tanaman sakit. Gejala biasanya mulai tampak pada 6-15 hari setelah terinfeksi.

Apabila tanaman padi sudah sampai berumur dua bulan tidak terinfeksi penyakit tungro, maka penyakit tungro kurang berpengaruh terhadap kerusakan dan kehilangan hasil.

Mencegah penyakit tungro pada tanaman padi

Ada istilah mencegah lebih baik dari pada mengobati. Yups, istilah tersebut sangatlah sesuai dengan profesi petani, karena sekali saja terlambat mengatasi berbagai masalah, terutama virus akan berakibat fatal, bukan saja obat-obatannya yang mahal dan juga tenaga ekstra, tapi juga bisa berujung gagal panen.

Maka dari pada kegagalan ataupun biaya dan tenaga ekstra maka alangkah baiknya mencegah semua kejadian yang tak diinginkan dari awal. Berikut adalah beberapa cara pencegahan agar tanaman padi kita terhindar dari virus tungro.

1. Menggunakan varietas tahan virus tungro

Salah satu yang mungkin bisa dilakukan guna mencegah virus tungro adalah menggunakan varietas yang tahan terhadap serangan virus tungro. 

Tentu ada banyak varietas yang di tawarkan yang diklaim tahan terhadap serangan virus tungro, namun untuk lebih jelasnya anda bisa berkonsultasi dengan ppl setempat atau dinas pertanian terkait, anda juga bisa berkonsultasi kepada penjual benih, itu yang biasa dilakukan petani kita.

2. Menggunakan varietas tahan wereng

Seperti yang sudah kita ketahui virus tungro pada tanaman padi tidak terlepas dari adanya sumber inokulum serta vector pembawa penyakit tungro yaitu wereng hijau. 

3. Menanam secara serentak

Pola tanam serempak akan memutus siklus hidup vektor dan dapat memperpendek waktu keberadaan sumber inoculum. Untuk mengurangi serangan penyakit tungro, dianjurkan tanam serempak minimal pada luasan 40 ha.

4. Memusnahkan singgang atau rerumputan sebelum tanam

Singgang merupakan sumber inokulum virus tungro. Untuk menghindari penyebaran infeksi virus yang berasal dari singgang, maka persemaian dilakukan paling tidak 5 (lima)  hari setelah pengolahan tanah selesai dan tidak ada lagi singgang.

Sama halnya pemberdayaan pada tanaman padi organik, lahan yang akan ditanami harus diolah paling tidak 2 minggu sebelum lahan diratakan dan ditanami padi. Setelah tanah dihaluskan dan diratakan 2 atau 3 hari setelahnya baru ditanami.

5. Berganti varietas setiap musimnya 

Penanaman varietas tahan yang sama secara terus menerus di areal yang luas akan memberikan tekanan seleksi yang tinggi bagi vektor dan virus. Hal ini akan memunculkan strain/koloni baru yang dapat mematahkan varietas tahan. 

Wereng hijau dikenal cepat beradaptasi terhadap varietas tahan, dengan demikian pergiliran varietas dapat mencegah atau menunda munculnya strain/koloni baru.

6. Sanitasi dan Eradikasi

Eradikasi dilakukan dengan cara pengolahan tanah, untuk menghilangkan atau menekan jumlah sumber tungro dan juga mengurangi resiko penularan virus tungro. Maka alangkah baiknya membalik tanah dulu dan membiarkan beberapa hari sebelum ditanami. 

Sanitasi dilakukan dengan cara mencabut dan membenamkan tanaman terserang, turiang/singgang dan rumput yang menjadi inang. 

7. Menanam benih yang sehat

Jangan memindahkan/menggunakan bibit dari daerah endemis tungro.

8. Pengendalian vektor Di daerah endemis tungro

Apabila diperlukan di pertanaman dilakukan aplikasi insektisida sehari sebelum tanam dengan dosis sesuai anjuran. Maksud dari penyemprotan insektisida adalah untuk menekan populasi wereng hijau serta mengurangi  penyebaran virus tungro. 

gunakan insektisida berbahan aktif Imidakloprid, tiametoksan  dan MIPC melalui penyemprotan pada pesemaian dan pertanaman.

Penggunaan insektisida organik sebaiknya  berdasarkan pengamatan populasi wereng hijau.

9. Perhatikan juga kondisi klimatologis daerah. 

Puncak populasi wereng hijau biasanya terjadi pada satu setengah hingga dua bulan setelah curah hujan mencapai puncaknya.


Posting Komentar

0 Komentar