Ad Code

Mencegah serangan hama wereng dengan cara ramah lingkungan

 


Hama wereng menjadi momok bagi petani padi. Seperti kita ketahui, beberapa dekade belakangan hama wereng merusak tanaman padi milik petani di beberapa daerah. 

Menurut petani hama wereng merusak tanaman padi mereka dengan cara menghisap cairan pada tanaman.

Selain merusak tanaman secara langsung yaitu menghisap cairan tanaman, wereng juga bertindak sebagai vektor (serangga penular) yang menularkan penyakit (virus) kepada tumbuhan. 

Hama wereng juga mempunyai kemampuan adaptasi terhadap kondisi lingkungannya.

Kerugian sebenarnya bukan hanya dialami petani, tetapi juga ketahanan pangan negara juga akan terganggu. Mengetahui kerugian yang ditimbulkan hama wereng yang begitu besar bagi petani jika dinilai dari modal dan usaha yang dikeluarkan petani, tentu para petani akan berusaha keras untuk menyelamatkan panenannya. 

Seberapa mahal harga pestisida dan sebeerapa besar usahanya akan ditebus oleh petani demi menyelamatkan hasil panennya.

Ada usaha yang semestinya dilakukan sebelum terjadinya serangan hama wereng guna menekan resiko kerusakan yang lebih parah yaitu pencegahan. 

Pencegahan dilakukan bukan saja menghindari serangan wereng itu sendiri tapi juga menghindari ketidak seimbangan alam. Berikut adalah serangkaian tips pencegahan dengan cara ramah lingkungan terhadap serangan hama wereng yang mengkin bisa diterima. 

Baca juga : cara menanggulangi hama wereng

Membuat pupuk zpt dari rebung

1. Menggunakan benih dari varietas tahan wereng

Berdasar pada sumber gen tahan tetuanya, varietas tahan wereng hijau digolongkan menjadi golongan T0-T4. Varietas yang tergolong dalam golongan T0 tidak memiliki gen tahan. Termasuk dalam golongan T0 adalah varietas-varietas IR5, Pelita, Atomita, Cisadane, Cikapundung, dan Lusi. 

Varietas yang tergolong T1 memiliki gen tahan Glh 1. Termasuk dalam golongan T1 adalah varietas-varietas IR20, IR30, IR26, IR46, Citarum, dan Serayu. Varietas yang tergolong dalam golongan T2 memiliki gen tahan Glh 6. Termasuk dalam golongan ini adalah varietas-varietas IR32, IR38, IR36, IR47, Semeru, Asahan, Ciliwung, Krueng Aceh dan Bengawan Solo. 

Sedang varietas yang termasuk dalam golongan T3 memiliki gen tahan Glh 5. Termasuk dalam golongan ini adalah IR50, IR48, IR54, IR52 dan IR64. 

Varietas yang termasuk dalam golongan T4 memiliki gen tahan glh4. yang termasuk dalam golongan ini adalah IR66,IR70, IR72,IR68, Barumun, dan Klara (Dede Kusdiaman, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Jl. Raya IX Sukamandi Subang)

2. Berganti varietas tiap musimnya

Menanam padi yang tahan terhadap hama wereng dengan varietas yang sama secara terus menerus di areal yang luas akan memberikan tekanan seleksi yang tinggi bagi vektor dan virus. Hal ini akan memunculkan strain/koloni baru yang dapat mematahkan varietas tahan. 

Wereng hijau dikenal cepat beradaptasi terhadap varietas yang tahan hama wereng, dengan demikian pergiliran varietas dapat mencegah atau menunda munculnya strain/koloni baru.

3. Memperbaiki sifat kimia tanah

a. Membalik tanah lebih awal dan biarkan jerami terkubur.

Ada banyak manfaat penggeburan tanah, diantaranya Membuat kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi lebih baik, membunuh gulma dan singgang yang tidak diinginkan yang juga menjadi sarang timbulnya penyakit pada penanaman selanjutnya.
 
Menempatkan sisa-sisa pada tempat yang sesuai agar dekomposisi berjalan dengan baik untuk selanjutnya menjadi pupuk organik.

Ada berbagai cara mengolah tanah, namun biasanya ada  tahapan mengolah tanah yang akan ditanami padi:

  • Tahap pertama /pembajakan

Pembajakan bertujuan untuk membalik atau membongkar tanah, dan mengubur sisa-sasa tanaman. Menurut beberapa pakar kedalaman yang disarankan adalah sekitar 30 cm lebih. Alat yang di gunakan biasanya singkal, piringan, rotary. 

Selanjutnya di rancahi atau di sisir menggunakan garu namun tanah masih menggumpal tetapi rata, supaya memudahkan saat penghalusan kelak dan tanah bisa terendam saat di genangi air.

  • Tahap kedua / mengaduk dan menghaluskan

Tahap kedua ini biasanya dilkukan ketika masa pemindahan benih ke lahan. Pemberian jarak antara tahap 1 ketahap 2 yang agak jauh bertujuan memberi waktu untuk mikroorganisme mendekomposisi sisa-sisa tumbuhan siap menjadi kompos, hal itu juga untuk mengurangi resiko penyakit yang akan timbul, termasuk perkembangan wereng dan virus tungro.

b. Memberi kompos atau pupuk organik

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya tingkat serangan wereng batang coklat adalah pemberian pupuk anorganik yang tidak berimbang. Pemberian pupuk kompos atau pupuk organik berfungsi sebagai pembenah tanah sehingga mampu meningkatkan ketahanan tanaman.

c. Memberi dolomit atau pengatur pH

Pernah satu hari terjadi serangan besar wereng batang coklat saat padi masih umur 5 hari, serangan wereng tersebut menyeluruh di daerah kami, hingga tanaman padi terlihat coklat tertutup wereng. 

Saat itu sengaja saya coba biarkan saja, perhitungan saya kalau kerusakan hingga 40% maka akan saya tanam ulang sekalian saja belajar. 

Yang saya lakukan adalah menguras air dan membiarkan kering, menebar dolomit, tidak memupuk (lahan konvesional), tidak menyemprot pestisida. Setelah hampir seminggu, hama wereng berangsur hilang sendiri, dan kerusakan tidak sampai 25%, dan tidak menyebar.

Perbandingan dari beberapa petani yang intens melakukan pembasmian hama pagi, sore hingga kadang sampai malam, kerusakan pada tanaman kami terbilang sangat sedikit, juga biaya yang tidak banyak. 

Kerusakan bukan hanya karena serangan wereng tetapi juga over dosis obat-obatan, hingga harus tanam ulang. 

Untuk lahan organik, kami bersyukur lolos dari serangan hama wereng.

Kita harus selalu memperhatikan keasaman (pH) tanah. Tingkat kemasaman (pH) tanah sangat penting di dalam proses terjadinya dan tingkat serangan dari patogen tular tanah. 

Walaupun pada umumnya pH tanah berpengaruh langsung terhadap patogen, tetapi ada kasus-kasus lain dimana pH tanah mempengaruhi pertumbuhan tanaman (positif atau negative) yang pada akhirnya secara tidak langsung akan mempengaruhi perkembangan penyakit pada tanaman tersebut.

4. Menanam tanaman refugia



Fungsi refugia adalah penarik serangga yang menjadi musuh alami OPT sebagai sumber nektar dan polen bagi musuh alami OPT padi seperti predator dan parasitoid.

5. Menanam dengan metode SRI (system of rice intensification) ataupun jajar legowo

Kelebihan dari metode SRI dan jajar legowo adalah sirkulasi udara dan intensetas cahaya yang cukup dan bisa menjangkau tanah, sehingga kelembapan juga terjaga.

6. Mengurangi penggunaan pupuk sintesis terutama Nitrogen

Penggunaan pupuk nitrogen tinggi menyebabkan tanaman rapuh dan rentan terhadap serangan penyakit, termasuk penyakit yang di bawa oleh hama wereng, selain itu tanaman yang rimbun juga menarik hama wereng untuk bersarang.

7. Menggunakan pestisida nabati

Penggunaan pestisida nabati adalah bukan untuk membasmi hama wereng atau hama lainnya. 

Pestisida nabati adalah ramuan alami berbahan dasar tumbuhan untuk mengendalikan OPT tanaman. Bahan dasar tersebut umumnya berupa senyawa aktif hasil metabolit sekunder dari tumbuhan yang berfungsi sebagai repelen, antifidan, atraktan, mencegah serangga meletakkan telur, penghambat pertumbuhan, dan perkembangan serangga, sebagai racun syaraf, dan mengendalikan pertumbuhan jamur maupun bakteri (Sri Wahyuni Indiati, PEMANFAATAN PESTISIDA NABATI UNTUK PENGENDALIAN OPT PADA TANAMAN KEDELAI). 

Ada banyak tumbuhan yang bisa dibuat sebagai ramuan pestisida nabati, seperti daun mimba, mahoni, bawang putih, air rendaman tembakau dan lain sebagainya.

8. Agen hayati

Agen hayati adalah musuh alami hama pengganggu tanaman. agen hayati bisa berkembang sendiri apabila keadaan ekologi juga mendukung. Diantara agen hayati yang bisa kita gunakan adalah cendawan Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae.


Posting Komentar

0 Komentar